21 Mrt. 2013

PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA DAN MALAYSIA

A. Latar Belakang
Tiap Negara mempunyai sistem pendidikan yang berbeda-beda dengan penekanan pada variabel tertentu didalam pendidikan. Pada variable tersebut terkandung tujuan yang akan dicapai baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sehingga akan memberikan arah bagi negara tersebut untuk menciptakan manusia dan bentuk Negara yang mereka inginkan berdasarkan sumber daya manusia yang mereka rencana berdasarkan sistem pendidikan. Penulis mencoba untuk membandingkan dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia dengan harapan pada akhirnya penulis akan mengetahui hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan ketika akan menentukan sebuah sistem pendidikan. Hal ini sejalan dengan  pendapat Kendall dan Nicholas Hanc yang dikutip dari  Nur  (2002:4) yang menjelaskan bahwa tujuan perbandingan pendidikan adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip apa yang sesungguhnya mendasari pengaturan perkembangan sistem  pendidikan nasional.
Sebagai bagian dari sebuah sistem pendidikian, kurikulum juga merupakan aspek penting dari sistem pendidikan. Dengan melakukan studi perbandingan kurikulum kita dapat memberikan visi, cara baru, dan inovasi dalam pendidikan.  Studi perbandingan kurikulum  yang akan dipaparkan oleh Penulis adalah studi perbandingan implementasi kurikulum bidang studi bahasa Inggris.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Mengingat fungsi bahasa yang bukan hanya sebagai suatu bidang kajian, sebuah kurikulum bahasa untuk sekolah menengah sewajarnya mempersiapkan siswa untuk mencapai kompetensi yang membuat siswa mampu merefleksi pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, dan memahami beragam nuansa makna. Bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, membuat keputusan yang bertanggungjawab pada tingkat pribadi dan sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan­kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya (Diknas:2003)
Bahasa Inggris berkedudukan sebagai  bahasa asing pertama di Indonesia (first foreign language). Pemerintah menyadari bahwa penguasaan bahasa Inggris sangat penting khususnya dalam menghadapi era globalisasi dan pasar bebas.
Di Indonesia keterampilan bahasa Inggris sudah diajarkan sejak di kelas satu SMP hingga keperguruan tinggi. Namun pada kenyataan, masih banyak sumber daya manusia tidak mempunyai kompetensi dalam berbahasa Inggris, sehingga di pasar bursa tenaga kerja dunia, tenaga kerja Indonesia tidak mendapatkan peluang kerja yang besar karena keterbatasan kemampuan berbahasa asing tersebut. Sebagai contoh yang sederhana, tenaga kerja dari filipina lebih disukai dibandingkan dengan tenga kerja Indonesia  hal ini disebabkan oleh tenaga kerja filipina mempunyai keterampilan berbahasa Inggris yang lebih baik dari pada tenaga kerja Indonesia.
Berdasarkan kualitas SDM (Human Development Index) Indonesia sekarang berada di bawah Vietnam, atau nomor 4 terbawah (nomor 102 dari 106 negara). Hasil Survei PERC di 12 negara juga menunjukkan bahwa Indonesia berada di urutan terbawah, satu peringkat di bawah Vietnam. Hasil survey matematika di 38 negara Asia, Australia, dan Afrika oleh TIMSS-R, menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 34.
Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi gagalnya pengajaran bahasa Inggris di Indonesia seperti pengajaran bahasa Inggris  masih bersifat penghapalan kosa kata dan kurangnya kesempatan para siswa untuk mempraktekkan bahasa tersebut. Merespon kebutuhan tersebut,  pemerintah sejak dahulu telah merancang serangkaian kuriklum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia pada umumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Oliva (1997:60) bahwa kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawabab terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat.  Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Nurkamto (2005) mengatakan bahwa “A curriculum can be considered the heart of the educational enterprise because it consists of educational program offered to the participants. It has been the curriculum which has received the most attention in educational design, implementation, and evaluation”.  Dengan kata lain bahwa fungsi kurikulum begitu luas bukan hanya sebagai seperakat ide yang diimplementasikan dalam bentuk kurikulum yang kemudian diberikan kepada masyarakat pengguna, tetapi kurikulum merupakan refleksi dari permasalahan-permasalahan yang muncul dari masyarakat yang kemudian dicoba untuk menjawab permasalahan tersebut kedalam sebuah pembelajaran yang diharapkan agar hasil pembelajarannnya (outcome). Misalnya pada kurikulum 1974 mata pelajaran bahasa Inggris ditekankan pada penguasaan struktur kalimat (grammar oriented) dimana siswa wajibkan untuk menghapal berbagai bentuk kalimat berdasarkan waktu pemakaian kalimat tersebut, tampa memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk mempraktelkkan bahasa tersebut. Dilanjutkan dengan kurikulum 1984 yang pendekatannya menggunakan pendekatan komunikatif (Communicative Language Teaching, CLT). Ditahun 1994, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kebermaknaan (meaningful approach) dalam hal ini kurikulum menekankan pada pembelajaran yang berdasarkan tema-tema yang sedang hangat di masyarakat dan dunia. Demikian pula dengan KTSP dimana kurikulum ini  berbasis kompetensi dan siswa harus menguasai kompetensi-kompetensi akademik berdasarkan mata pelajaran seseuai dengan jenjang pada masing-masing satuan pendidikan.
Selain membandingkan system pendidikan, penulis mencoba untuk membandingkan kurikulum mata pelajaran bahasa Inggris sekolah menengah Indonesia yang disebut dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Inggris yang terkadung didalam Standar Isi (SI) dengan Malayasia khususnya pada level sekolah menengah atau di Malaysia disebut dengan form 5. Alasan mengapa penulis memilih kurikulum malaysia sebagai perbandingan karena malaysia secara geografis adalah negara terdekat dengan Indonesia dan mempunyai rumpun budaya yang hampir sama dengan kita, walaupun secara historis mempunyai perbedaan, khususnya di jaman kolonial. Di Malaysia, Bahasa Inggris dipergunakan sebagai bahasa kedua (second language) dan kita dapat mendengarkan masyarakat malaysia menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari seperti di pasar, tempat hiburan dan dalam perkumpulan masyarakat malayasia. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kedudukan bahasa Inggris di Indonesia dimana kedudukan bahasa Inggris hanya sebagai bahasa asing dimana bahasa tersebut amat jarang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari tapi hanya dipergunakan dalam kegiatan-kegiatan tertentu saja dan malah bahasa Inggris termasuk mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian siswa di Indonesia. Padahal apabila pengembangan kurikulum di Indonesia dapat merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimana didalamnya terdapat materi dan pendekatan yang  sesuai dan dapat menstimulus siswa agar cepat menguasai bahasa asing tersebut maka secara tidak langsung dapat meningkatkan SDM Indonesia khususnya dalam berketerampilan bahasa Inggris. Fakta membuktikan bahwa percepatan penyerapan teknologi baru akan lebih cepat apa bila SDM kita menguasai bahasa asing, khususnya ketika kita hendak mentranfer sebuah teknologi baru (transfer of technolgy). Penulis berharap setelah melakukan studi perbandingan dan analisis implementasi kurikulum mata pelajaran Bahasa Inggris di Indonesia dan Malaysia, akan mendapatkan berbagai hal yang bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi bagi perbaikan dan pengembangan kurikulum, khususnya mata pelajaran bahasa Inggris. Didalam membandingkan implementasi kurikulum dikedua negara ini, penulis mencoba membandingkan aspek-aspek kurikulum seperti tujuan kurikulum, materi, metode yang digunakan dan penilaian yang digunakan didalam pengimplementasi kuriikulum mata pelajaran bahasa Ingggris.
B. Perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dan Malaysia
Sistem pendidikan di kedua Negara mempunyai perbedaan diantara satu level pendidikan satu dengan yang lain, sehingga diharapkan setelah kita melihat perbedaan perbandingan dikedua Negara ini secara seimbang dan proposional sehingga diakhir makalah ini  kita dapat mempelajari hal-hal baru yang mungkin saja dapat diadaptasi kedalam sistem pendidikan di Indonesia. Sebelum membandingkan system pendidikan di Negara Malaysia, penulis akan mendeskripsikan terlebih dahulu sistem pendidikan di Indonesia. (http://www.seameo.org/index.)
1. Sistem pendidikan Indonesia
Sistem Pendidikan nasional Indonesia terdiri dari tiga jenis pendidikan, yaitu:
a.       Pendidikan umum memprioritaskan perluasan pengetahuan umum dan perbaikan keterampilan siswa. Spesialisasi pendidikan dibutuhkan dikelas 12.
b.       Pendidikan vokasional mempersipkan siswa dalam mempersipkan sejumlah keterampilan vokasional yang dibutuhkan para pekerja.
c.       Pendidikan berkebutuhan khusus memberikan keterampilan dan kemampuan penting bagi siswa dengan keterbatas fisik dan mental
d.    Pendidikan kedinasan bertujuan meningkatkan kemampuan yang dibutukan sebagai persiapan sebagai calon pegawai negeri sipil departemen pemerintahtan dan non departemen.
e.    Pendidikan agama mempersiapkan siswa untuk berperan yang menuntut pengetahuan khusus tentang agama dan pelajaran yang terkait.
f.      Pendidikan yang berorientasi akademik berfokus kepada perbaikan penguasaan sain
g.    Pendidikan professional mempersiapkan siswa untuk menguasai spesialisasi pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan.
2. Jenjang Pendidikan
Sistem pendidikan formal terdiri dari beberapa jenjang pendidian, yaitu sekolah dasar, sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan pra sekolah juga termasuk didalam sistem pendidikan nasional Indonesia.
Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra sekolah bertujuan menstimulasi pertumbuhan fisik dan mental siswa diluar keluarga sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar. Tujuan pendidikan pra sekolah adalah memberikan dasar pertumbuhan dan perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, keterampilan dan inisiatif. Tipe-tipe penddikan pra sekolah yang ada adalah taman kanak-kanak dan kelompok bermain. Taman kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan dasar sedangkan kelompok bermain berada diluar system persekolahan. Pendidikan pra sekolah diberikan kepada anak dari usia 4 sampai dengan 6 tahun yang mempunyai masa pendidikan satu atau dua tahun pendidikan, sedangkan kelompok bermain diikuti oleh anak-anak yang berusia dibawh tiga tahun.
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan dasar dari pendidikan Sembilan tahun, yang terdiri dari enam tahun disekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Tujuan dari pendidikan dasar adalah untuk memberikan siswa ketermapilan dasar untuk mengembangkan diri mereka sendiri sebgai individu, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota mahluk hidup, demikan juga untuk melanjutkan studi mereka ke sekolah menengah.
Sekolah dasar (SD) menyelanggarakan program pendidikan enam tahun.hal ini terdiri dari dua tipe pendidikan yang berbeda, yaitu sekolah dasar umum dan sekolah dasar bagi anak cacat. (SDLB)
Program pendidikan sekolah menengah pertama berlangsung selama tiga tahun setelah eman tahun pendidikan dasar. Seperti juga di sekolah dasar, sekolah menegah pertama terdiri dari sekolah menengah pertama umum dan sekolah menegah pertama bagi anak cacat. (SMPLB).
Selain itu juga ada sekolah dasar islam yang dilaksanakan oleh kementerian agama. dasar Sekolah dasar islam (Madrasah Ibtidaiyah atau MI) sama dengan sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama islam (Madrasah tsanawiyah atau MTs) yang sama dengan sekolah menegah pertama (SMP).
Muatan kurikulum skolah dasar terdiri dari Pancasila, agama, pendidikan kewarga negaraan, bahasa Indoneisa, membaca dan menulis, matematika, aritmatika, sain dan teknologi, geografi, sejarah nasional dan dunia, kerajinan tangan dan seni, pendidikan kesehatan jasmani, menggambar, bahasa Inggris dan muatan local. Kesemua itu bukan nama mata pelajaran, tetapi hanya istilah dalam hal pembelajaran yang membebtuk kepribadian dan elemen kemampuan yang diajarkan dan ditingngkatkan melalui pendidikan dasar.
Pendidikan Menengah
Jenis pendidikan menengah adalah sekolah menengah umum, sekolah menengah kejuruan, sekolah menengah agama, sekolah menegha kedinasan. Sekolah menengah umum memberikan prioritas untuk memperluas pengetahuan dan mengembangkan keterampilan siswa dan mempersiapkan mereka untuk melanjutkan untuk melanjutkan dtusi mereka ke pendidikan tinggi. Pendidikan sekolah menengah kejuruan memberikan prioritas untuk memperluas keterampilan kerja dan menekan pada persiapan siswa untuk memasuki dunia kerja dan memperluas sikap professional. Pendidikan sekolah menengah keagamaan memberikan prioritas terhadap penguasaan pengetahuan khusus keagamaam. Pendidikan sekolah menegah kedinasan yang menekankan pada perbaikan kemampuan dalam melaksanakan tugas pelayanan pegawai negeri sipil atau calon pegawai negeri sipil. Pendidikan sekolah menengah khusus ditujukan dan dirancag bagi siswa yang mempunyai keterbatasan fisik dan mental (lihat tabel 1)
Di Indonesia setiap jenjang pendidikan harus melalui ujian nasional apa bila hendak melanjutkan kejenjang selanjutnya. Demikian pula ketika akan melanjutkan ke perguruan tinggi para siswa harus mengikuti SPMB yang terpusat.
2. Sistem Pendidikan  Malaysia
Pendidikan di Malaysia secara keseluruhan dibawah hukum kementrian pendidikan, yang bertanggung jawab mengurusi sistem pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan universitas, mengatur silabus, mengontrol ujian nasional dan mengawasi perkembangan pendidikan.
Pendidik dasar di Malaysia berlangsung selama enam tahun. Pendidikan tersebut ditujukan untuk memberikan pendidikan dasar bagi siswa agar menguasai kompetensi membaca, menul1s dan aritmatik. Pada akhir tahun ajaran siswa sekolah akan diuji yang disebut dengan Ujian Penilaian Sekolah Rendah/ The Primary school Assessment Test (UPSR/PSAT). Terlepas dari kinerja mereka di PSAT, semua siswa sekolah dasar dinaikkan ke Form one.
Pendidikan sekolah menengah adalah kelanjutan dari level pendidikan dasar. Silabus, Kurikulum Bersepaduan Sekolah Menengah/ Secondary School Integrated Curriculum (KBSM/SSIC) dikembangkan untuk menyesuaikan kebutuhan dan aspirasi Negara. Pendidikan menengah dibagi kedalam tiga level utama: lower secondary level, upper secondary level dan level pra universiti.
Lower secondary education di Malaysia mempersiapkan siswa untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan didalam kehidupan dan dapat menjadi warga Negara yang berguna bagi Negara. Setelah menyelesaikan tahun ketiga, para siswa diharuskan untuk mengikuti ujian penilaian nasional, Penilain Menengah Rendah/Lower Secondary Assessment (PMR/LSA). Kinerja siswa pada PMR/LSA akan menentukan jurusan akademik mereka kepada upper secondary level, yaitu apakah akan dijurusan sain, seni, teknik atau vokasional.
Pemilihan siswa dan jurusan  akademik pada upper secondary level akan ditentukan oleh kemetrian Pendidikan. Pada ahir masa pendidikan dua tahun di pendidikan upper education, siswa akan diuji oleh ujian nasional wajib, Sijil Pelajaran Malaysia/ Malaysia Certificate of Examination (SPN/MCE) atau Sijil Pelajaran Malaysia Vokasional/ Vocational Malaysian Certificate (SPM/VMCE), kalau siswa memilih jurusan vokasional. Sertifikat SPM/MCE/SPMV/VMCE sama dengan O-level Cambridge University Examinations.
Siswa pada jurusan vokasional akan mempelajari bidang studi vokasional yang berhubungan dengan bidang studi lain yang identik kepada silabus sekolah umum lainnya. Mereka diharuskan untuk mengikuti Peperiksaan Sijil Pelajajran Malaysia Vokasional (SPMV) pada akhir tahun ajaran kedua. Bagi siswa yang mempunyai hasil yang baik bisa melanjutkan studi mereka ke lembaga pendidikan tinggi local atau langsung masuk ke pasar kerja. Kursurs Pelatihan Keterampilan (Skills Traning Course) adalah program tambahan. Siswa akan melalui program pelatihan keterampilan dengan demikian memungkinkan mereka untuk mengikuti Peperiksaan Majilis Latihan Vokasional Kebangsaan Asa (MLVK) pada dua tahun akhir program pendidikan. Mereka kemudian akan bergabung dengan pasar kerja atau melalui pelatihan keterampilan tingkat atas (advance skills training) diwalau tertentu. Pelatihan vokasional bagi pemuda penting bagi perkembangan nasional. Selain kemetrian pendidikan masih ada kementrian lain, agen public atau swasta terlibat didalam pelatihan vokasional bagi pemuda untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja indrustri . Pada program pendidikan pra-universita diklasifikasi kedalam dua kelompok yaitu A Level dan program studi matrikulasi. Yang masuk pada program ini didasarkan pada hasil kinerja (SPM/SPMV). Untuk program studi A Level, jurusan pendidikannya adalah kesenian, sain dan teknik. Siswa akan diharuskan untuk mengikuti Sijil Tinggi Pelajaran Malaysia Examination (STPM), yang diatur oleh Dewan Ujian Malaysia dan diakreditasikan oleh University of Cambridge Local examination Syndicate of England (UCLES). Kualifikasinya di atur oleh banyak universitas di dunia. Program studi matrikulasi yang diatur calon mahasisa pada universitas lokal. Ini merupakan program dasar akademik satu tahun, dimonitor oleh universitas tuan rumah dan pembelajaran dilaksanakan di masing-masing sekolah negeri atau swasta
C. Simpulan
Berdasarkan deskripsi yang telah Penulis uraiankan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Masing-masing negara mempunyai sistem pendidikan yang sangat berbeda. Di Indonesia tidak berlaku automatic transision disetiap jenjang pendidikan karena masing-masing jenjang pendidikan diharuskan mengikuti Ujian Nasional sebelum melanjutkan ke jenjang berikutnya. Sebagai contoh siswa SMP harus mengikuti UN sebelum melanjutkan ke SMA. Hal ini sangat bertolak belakang dengan sistem pendidikan di Malaysia di mana hasil PSAT tidak menentukan karena setiap anak harus melanjutkan ke form one. Malaysia mempunyai persiapan untuk memasuki perguruan tinggi yang disebut dengan A Level dan matriculation study program. Sedangkan di Indonesia sisiw yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi harus mengikuti SPMB.

0 komentar:

Plaas 'n opmerking